Mengapa kita harus mempelajari SIA?
Mungkin banyak mahasiswa atau dosen akuntansi berkomentar, “kenapa
mahasiswa akuntansi perlu belajar SIA? Itu kan Sistem Informasi, isinya
program dan coding-coding nggak jelas, biar anak SI aja lah yang belajar
SIA”.
Pernyataan-pernyataan semacam ini sering muncul dari
kalangan mahasiswa maupun dosen akuntansi. Lucunya, mahasiswa Sistem
Informasi sendiri sering berkomentar bahwa SIA itu berbau akuntansi,
jadi menurut mereka mahasiswa akuntansi saja yang belajar SIA.
Pertanyaan selanjutnya adalah, sebetulnya SIA itu harus dipelajari
siapa?
Mari kita mulai pembahasan ini dari definisi SIA.
Secara
singkat, Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu kumpulan struktur dan
prosedur berbasis teknologi informasi yang bekerja bersama dengan tujuan
untuk mengubah data-data keuangan menjadi informasi keuangan yang
berguna bagi stakeholder.
Dalam definisi tersebut terdapat kata
kunci Sistem Informasi, yaitu mengubah data menjadi informasi. Kata
kunci inilah yang seringkali tidak dipahami oleh orang awam, sehingga
mereka salah mengartikan Sistem Informasi dengan pemrograman dan
coding-coding rumit. Padahal, mengubah data menjadi informasi adalah
fungsi dari database. Artinya, mempelajari Sistem Informasi berarti
harus mempelajari database, karena database adalah fondasi utama dari
suatu Sistem Informasi.
Pembangunan fondasi Sistem Informasi
(baca: database), lebih memerlukan kemampuan analisa dan logika, karena
aliran data dalam dunia nyata harus diterjemahkan kedalam aplikasi yang
terstruktur dan terstandardisasi. Contohnya,
‘Dalam suatu
perusahaan terdapat ribuan karyawan, setiap bulan terdapat karayawan
baru dan karyawan resign. Dalam perusahaan itu, seorang supervisor
mengawasi beberapa karyawan perusahaan. Supervisor itu juga merupakan
karyawan perusahaan tetapi memiliki posisi yang lebih tinggi. Karyawan
di perusahaan itu memiliki NIK yang berbeda-beda, gaji yang bervariasi
dan tidak bisa dilihat oleh sembarang orang, dan mereka juga berasal
dari tempat yang berbeda.’
Disini terlihat bahwa permasalahan
bukan terdapat dalam pemrograman atau coding. Permasalahannya adalah,
dimana nama-nama karyawan itu akan disimpan, bagaimana menyimpan data
supervisor yang berbeda dengan karyawan biasa, bagaimana menarik data
supervisor dan karyawan sehingga menjadi informasi ‘siapa membawahi
siapa saja’, atau bagaimana menyimpan daftar gaji per karyawan?
Seorang
perancang Sistem Informasi harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
semacam ini. Pemrograman dan coding sebetulnya masalah terakhir dalam
pembangunan Sistem Informasi secara utuh. Bila diibaratkan, maka
perancangan database adalah merancang bentuk dan ukuran bangunan,
sedangkan pemrograman dan coding adalah membangun bangunannya.
Inti
dari perancangan database terdapat pada Data Flow Diagram, Entity
Relationship-Diagram, dan Hukum Normalisasi. Sedangkan bahasa database
terbaik saat ini adalah SQL (Structured Query Language). SQL sendiri ada
berbagai macam versi, tetapi pada dasarnya, struktur bahasanya mirip.
Fungsi
dari SQL ini secara singkatnya adalah, memerintah database untuk
memunculkan data sesuai kebutuhan kita sehingga menjadi informasi yang
berguna.
Oleh karena itu, mahasiswa SIA harus menguasai fondasi SIA, yaitu perancangan database dan Query.
Setelah
mahasiswa bisa melakukan perancangan database, selanjutnya mahasiswa
perlu mempelajari pembuatan Sistem Informasi, sehingga pengetahuan
mahasiswa mengenai Sistem Informasi akan menjadi lengkap.
REF : Mario Pandapotan Blogspot